Ahmadsyarifali's Blog

August 31, 2012

Kenapa perubahan politik di Yaman begitu lamban?

Filed under: Uncategorized — Ahmad Syarif @ 9:06 am

Setelah hampir dua tahun usaha reformasi politik Yaman masih terlihat jalan di tempat, berbeda dengan tetangga mereka seperti Tunisia, Libya dan terutama Mesir yang pergolakan politiknya sudah memasuki wilayah perdebatan mengenai konstitusi dan pola demokrasi yang cocok untuk digunakan. Mundurnya Ali Abdullah Shaleh yang sudah menjabat selama 35 tahun malah menghadiahkan kenyataan pahit bagi kelompok pro-demokrasi bahwa Shaleh tidak bisa dituntut atas setiap kebijakannya yang merugikan Yaman. Sementara pemilu pertama Februari 2012 hanya dikuti oleh kandidat tunggal yaitu Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi yang sebelumnya menjabat wakil presiden untuk Ali Abdullah Shaleh dari tahun 1994, dia juga pernah menjabat sebagai menteri pertahanan. Setelah mejabat misi utama al-Hadi adalah mewujud transisi dan reformasi politik di Yaman, dan misi itu gagal.

Al-Hadi bukannya tanpa upaya untuk melakukan perubahan di Yaman, sayangnya dia adalah bagian dari sejarah rezim yang bermasalah, sehingga dalam beberapa situasi ruang geraknya sangat terbatas. Situasi ini membuat kelompok pro-demokrasi di Yaman mulai frustasi, dunia internasional dan negara sekutu Yaman seperti Amerika dan Saudi juga mulai resah dengan lambatnya transisi politik di Yaman.

Secara garis besar ada dua hal yang mengahalangi transisi politik di Yaman, pertama adalah masalah keamanan domestik, kedua masih bercokolnya sisa rezim Shaleh di sektor militer dan sipil.

Yaman memiliki permasalahan keamanan domestik yang cukup serius. Kelompok pemberontak Anshar Al-Sharia dan Al-Qaida mendominasi wilayah Selatan Yaman terutama di propinsi Abyan. Kelompok ini bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan 96 tentara di Sana’a, mereka juga bertanggung jawab atas pembunuhan Jenderal Salim Ali Qatan seorang Jenderal paling berpengaruh di wilayah selatan. Di wilayah utara terutama di provinsi Saa’da kelompok Syiah Zaidy dibawah pimpinan Hussein Badreddin al-Houthi sudah melakukan pemberontakan dari tahun 2004, pemberontak al-Houti ini diyakini mendapat dukungan dari Iran.

Al-Hadi sebagaimana Shaleh menggunakan permasalahan keamanan domestik sebagai komoditas politik. Amerika sangat khawatir dengan perkembangan kelompok radikal di wilayah selatan, sebagaimana Saudi resah dengan pemberontakan Syiah di utara Yaman yang di sokong Iran. Militer Yaman selama bertahun-tahun terus mendapat suntikan dana dari dua sekutunya itu, suntikan dana inilah yang menjadi ladang korupsi dan politik kronisme di tubuh birokrasi sipil dan militer di Yaman. Kedua sekutu Yaman itu menginginkan stabilitas politik di Yaman, tapi menolak pergantian rezim seperti yang terjadi di Mesir dan Tunisia, karena menurut Amerika dan Saudi pergantian rezim seperti itu bisa mengakibatkan ketidakstabilan politik di Yaman yang bisa dimanfaatkan baik oleh kelompok radikal di selatan maupun kelompok pemberontak Syiah di utara. Atas dasar itulah Riyadh membantu Shaleh untuk mendapatkan kekebalan politik paska mundur dari kekuasaan. Tentu kekebalan itu bertentangan dengan semangat perubahan yang diusung oleh anak muda Yaman, kekebalan itu “mengecilkan” harkat semangat revolusi di Yaman.

Masalah kedua yang membuat reformasi politik di Yaman berjalan ditempat adalah politik kronisme Shaleh di tubuh militer dan birokrasi sipil di Yaman. Ada dua kekuatan militer yang memiliki pengaruh kuat di Yaman yaitu Garda Republik dan Central Security Force (CSF).  Garda Republik merupakan pasukan elite Yaman yang menjadi ujung tombak dalam melindungi kepentingan-kepentingan Nasional Yaman. Jenderal tertinggi Garda Republik adalah Brigadir Jenderal Ahmed Shaleh anak tertua dari Ali Abdullah Shaleh. CSF adalah badan militer yang bergerak dibawah kementerian dalam negeri Yaman, kepala staff CSF adalah Yahya Shaleh keponakan Ali Abdullah Shaleh. Kedua divisi militer ini beberapa waktu terakhir selalu digunakan dalam menghadapi demonstran pro-demokrasi, beberapa aksi penculikan dilakukan oleh kedua badan militer ini, aksi itu menimbulkan trauma bagi para kelompok demonstran. Dalam level apapun penggunaan tentara dalam menghadapi sipil adalah masalah serius dan memiliki resiko politik yang tinggi.

Aroma rezim Shaleh juga terasa kental di sektor komersil dan sipil. Perusahan seperti Yemenia Airways dan PetroMasila dikuasai oleh kroni Shaleh. Walau direktur Yemenia Airways Abdul Khaled al Qadhi yang merupakan menantu Shaleh telah diganti dengan Ahmed Masood al Alwani, struktur elite di Yemenia Airways masih dikuasai oleh Rezim Shaleh, karena dukungan yang kuat dari kalangan militer. Contoh lain sektor sipil yang dikuasai oleh kroni Shaleh adalah Yemen Economical Corporation yang sebelumnya bernama Millitary Economic Institution adalah badan pemerintahan yang bertugas untuk merasionalkan dan mengefektifkan anggaran pertahanan dan keamanan. Badan ini dipimpin oleh Hafez Mayad teman satu suku Shaleh. Hafez Mayad beberapa kali terbukti telah menggemukkan dan menggelontorkan dana-dana siluman yang tidak jelas penggunaannya, badan ini menjadi corong korupsi para birokrat sipil dan militer.

Masalah keamanan domestik dan kronisme Shaleh telah membatasi pergerakan Yaman untuk mempercepat reformasi politik dan pergantian rezim. Disisi lain masalah sosial di Yaman semakin menjadi-jadi, angka pengangguran yang pada 2011 berada pada level 34% sekarang menjadi 48%, sementara angka kemiskinan mencapai 55%, dilengkapi dengan 50% penduduk Yaman yang buta huruf. Belum lagi harga bahan pokok semakin mahal karena rusaknya jalur distribusi pangan. Birokrasi dan sistem administrasi juga hampir hilang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Yaman. Sementara pemerintah al-Hadi tidak melakukan hal yang signifikan untuk menanggulangi permasalahan sosial, malah terlihat lebih tertarik meladeni keresahan Amerika dan Saudi.

Tingkat kekecewaan yang tinggi karena lambatnya proses transisi politik ditambah dengan kemajuan Mesir dan Tunisia memasuki babak baru sejarah politik akan memberikan suntikan semangat baru kepada para demonstran, gelombang demonstrasi baru sepertinya akan segara melanda Yaman. Al-Hadi hanya punya satu pilihan yaitu segera melakukan transisi dan reformasi politik, masalah keamanan domestik tidaklah relevan dan signifikan bagi rakyat Yaman, yang rakyat Yaman inginkan adalah rezim dan sistem politik baru yang menyediakan ruang bagi setiap aspirasi politik di negara itu.

Blog at WordPress.com.